07 Oktober 2007

Setani

Dear Bung Jehoshua: Thanks. Saya dukung pandangan Bung. Oleh karena itu, kacamata POSMO yang dipakai Pak Gerrit dalam menafsirkan Kej. 1:1-3: "Ex Nihilo Nihil Fit" (sekaligus meralat kekeliruan tulis ayat dalam posting saya, seperti yang tertera dibawah), with due respect and appreciation to Pak Gerrit, memungkinkan kita untuk "reading the Bible with new eyes". Soal setuju atau tidak setuju dengan kacamata POSMO, itu kembali ke pribadi masing-masing. Kemungkinan lain ialah "cross/inter- cultural approach/studies". Menurut hemat saya, munculnya pendekatan ini pun adalah akibat (langsung atau tidak langsung) dari fenomena POSMO itu. Begitu kira-kira, Pak Pdt. Dr. Rapar? 'Kan menurut POSMO, tak ada lagi kebenaran universal, bukan? Begitu dulu, Bung. Gbu. Warm regards, NR
===========================
--- Jehoshua Lawalata <protonexxus@yahoo.com wrote:
Apakah mungkin masalah setan menyetani ini muncul karena demografi kepercayaan semitik lebih besar dari kepercayaan lainnya dan sebagian besar pemeluk kepercayaan semitik itu Kristen ya Oom Naza, sehingga alamiah muncul gerakan "satanism" yang menjadi "lawan" dari Kristen. GBU -JL-
====================================
nazarius rumpak <ranteballa@yahoo.com wrote:
Dear Bung Agustinus: Terima kasih untuk posting c.c.-nya. Sebenarnya saya anggap isyu setan/iblis ini sudah ber-LALU untuk ramai-ramai didiskusikan di milis kita ini. Tapi Bung munculkan lagi! You are really an issue-maker, man. My appreciation anyhow. Dalam salah satu tulisan Bung Gerrit beberapa waktu yang lalu, dalam hubungannya dengan "Lucifer", disinyalisasi bahwa cara berpikir mitis (mythical) telah berlalu, for good or bad ( I think!). Hence, "de- mythologization project" itu, yang Bung sudah "kulino", bukan? Masih sinyalisasi Bung Gerrit, dan saya setuju, sejalan dengan itu (atau sebagai konsekwensinya) terjadilah "de-setanisasi". So let by gone be by gone, man. Kalau pun Bung masih mau meng-isyukannya lagi, termasuk "satanism" yang Bung ungkit dalam message di bawah, maka satu-satunya channel yang "feasible" (supaya "scientific") ialah VIA fenomena POST MODERNISM ("POSMO"). Saya ingat Bung sudah pernah mengangkat gejala "POSMO" ini dalam salah satu posting beberapa waktu yang lalu. Saya tunggu-tunggu kawan-kawan untuk memberi "comments", tapi sepi. Apa tidak tertarik, atau belum/tidak tahu, entahlah. (Pak Pdt. Dr. Rapar, mohon kiranya memberi kami pencerahan tentang gejala "POSMO" itu. Please, mohon jangan kirim daftar websites!).
------------------- FYI! Orasi Pak Gerrit dalam rangka pengukuhan beliau menjadi guru besar teologi di UKDW berjudul: "'Ex Nihilo Nihil Fit': Sebuah Tafsiran Kitab Kejadian 1:1:1-3". Semoga saya tidak terlalu meleset (maaf, "Karaeng" Prof. Singgih), namun saya ingin beranggpan bahwa penafsiran Pak Gerrit di atas rasanya memanfaatkan "kacamata" POSMO tadi.
------------------- Masih ingat ilustrasi yang saya tulis dalam ulasan pendek saya,
Re: Setan/Iblis, yang saya posting tidak lama sesudah "serangan" di retreat itu dilaporkan di milis ini? Saya mau menulisnya lagi. Anda baru saja memakai seterika listrik. Aliran listrik telah Anda cabut. Tetapi jangan coba-coba memegang seterika itu. Masih panas sekali, bukan? Melalui pembangkitan Yesus dan kenaikanNya ke sorga, kuasa Iblis telah dicabutNya. Sama dengan seterika listrik tadi, jangan coba-coba memegang atau mengelus-elus setan/ iblis itu lagi. Kalau juga mau coba, ya, tanggung sendiri akibatnya. Saya tamatan SMA Katolik di Makassar (1957). Salah satu pelajaran agama yang tak pernah saya lupakan dari salah seorang pastor/guru saya waktu itu ialah kisah seorang pemuda yang ingin mengetahui/mengenal siapakah setan/ iblis itu. Ia berkeliling dunia mencarinya bertahun-tahun lamanya. Mencapai usia senja, ia memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya, tanpa menemukan dan/atau ditemui oleh setan/ iblis itu. Sesampainya di tempat asalnya, ia berenung secara mendalam. Akhirnya ia menyadari bahwa SETAN/IBLIS itu sesungguhnya BERADA DI DALAM DIRINYA SENDIRI. Itu jugalah alasan saya, mengapa saya memilih berdiam diri saja, ketika kawan-kawan ramai- ramai berdiskusi tentang setan/iblis di milis kita baru-baru ini. Ok, Bung, semoga bermanfaat dan membangun dengan "ketulusan dan kejujuran." Gbu, NR
============================
--- "A.M.T. Harrisakti" <nonkonformis@yahoo.com wrote:
Dear all, beberapa pekan ini kita banyak bicara setan, iblis, licifer-lah, apa-lah namanya. Percakapan bertema setan ini berawal dari "serangan" di retret. Ada yang bilang percaya, ada yang tidak, ada yang bilang setan itu tak ada, dll. Namun sebagai aliran kepercayaan, satanisme itu ada, dan legal di Amerika Serikat. Gereja Setan (the Church of Satan) dengan Satanic Bible-nya didirikan oleh Anton Szandor LaVey pada Juni 1966 (06/66). Mereka melakukan ritual yang dipercayai dapat berhubungan dengan ilah mereka, the Prince of Darkness, raja iblis. Lepas dari apakah kita percaya setan itu ada atau tidak, sekali lagi, Satanisme itu ada. Marilah kita mengkaji aliran ini -seperti Dr. Aritonang, melakukan pendekatan fenomenologis-historis terhadap gerakan/aliran ini. Kalau kita buka website-nya, misalnya www.satanspace.com, yang memuat gembar-gambar dan jargon-jargon berbau satanis, kita dapat menyimpulkan mereka anti-religion. Ada gambar salib dicoret seperti rambu dilarang parkir. Ada gambar salib dibuang di tempat sampah. Ada salib Yesus, dengan yesus disalibkan tebalik dan salib itu dijatuhkan dari dinding, kepala Yesusnya kejedot. dlsb. Kalau saya hendak menyimpulkan sementara, gerakan satanisme ini -terlepas benar/tidaknya setan itu, punya dendam kesumat terhadap agama, terutama kekristenan. Saya belum tahu banyak. Bagi rekan-rekan milister yang punya pengetahuan soal sejarah satanisme ini, harap tidak sungkan membagikannya pada kita semua. TUHAN memberkati!
A.M.T. HARRISAKTI
Minds are like parachutes. They only work when open.

1 komentar:

Lingkaran mengatakan...

Sejarah Satanisme

http://id.wikipedia.org/wiki/Setanisme