22 Desember 2007

Mazmur 119 : 105 – 112

(Beberapa Catatan dan informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar

“Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati” (Mzm 119:2). Kutipan tadi menunjukkan bahwa masih sejak bagian awal dari Mazmur bacaan kita sekarang ini (Mzm 119) telah diketengahkan faedah/manfaat firman/perintah Allah: a.l. memberi kebahagiaan bagi yang menaatinya.. Dalam ayat 105, yang merupakan ayat pembukaan untuk perikop bacaan kita sekarang ini, faedah/manfaat firman Allah, khususnya sebagai petunjuk dan sumber kebijaksanaan, kembali diketengahkan lagi (bnd. ayat 24, 66, 130, 176). Informasi: Kalau dalam Mazmur Daud di 2 Samuel 22:29 kita dengar: “Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku” (bnd. juga Ayb 29:3), maka dalam mazmur ini hal yang sama dikatakan tentang firman Allah (bnd. Ams 6:23 tentang perintah dan ajaran). Dalam hubungan dengan Allah firman yang tertulis dan firman yang langsung diterima daripadanya berhubungan: merenungkan Kitab Suci membuka pengertian untuk menerima firman hidup dan menghindari salah paham berdasarkan keinginan hati sendiri. [kutipan dari Marie C. Barth dan B.A. Pereira, Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur 73-150 (Jakarta: BPK-GM, 1999), hlm. 366f.].

2. Uraian/Eksposisi

2.1. Ayat 105, 106: Bagi si pemazmur firman Allah menerangi perjalanan kehidupannya. What kind of lamp was this (119:105) The ancient lamp was small and flat with a wick and oil. It gave just enough light to see a short distance ahead. Similarly, God’s word gives sufficient light for each step in making moral decisions [kutipan dari Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 874]. Together, these verses [105, 106] show what kind of light and path are in mind, and verse 104 makes it doubly clear. This is not convenient guidance for one’s career, but truth for moral choices . . . [kutipan dari Derek Kidner, Psalms 73-150 [Leicester, England: IVP, 1975), p. 427]. . . . it is, in other words, a clear guide for all he does. For the first time, he make reference [dalam ayat 106: “bersumpah”] to having sworn and made binding an oath to give careful attention to Yahweh’s just judgments. The allusion is probably to a public commitment to Yahweh’s instruction, in Yahweh’s presence in the Temple and before the congregation [bnd. pengakuan sidi]. Such an act would be both a logical outcome of the poet’s devotion to Torah and also a further incentive to that devotion [kutipan dari The Broadman Bible Commentary, Volume 4 (London: Marshall, Morgan & Scott, 1972), p. 416]. Refleksi: Orang yang percaya menempatkan diri dalam rentetan orang percaya secara turun- menurun dan yakin bahwa firman yang disampaikan kepada angkatan yang lampau sama dengan yang kini Tuhan berikan. Inilah pola iman yang ditekankan dalam reformasi; itulah sebabnya ay. 105 ini menentukan dalam hidup rohani orang Kristen Protestan dan sering terdengar dalam kebaktian. Bahaya yang terkandung dalam tradisi ini ialah bahwa orang tidak lagi mengharapkan firman baru yang diberikan Allah menurut kebebasannya dalam situasi yang baru. [kutipan dari Barth dan Pareira, loc. cit.; huruf-huruf miring oleh NR].

2.2. Ayat 107: (bnd. ayat 65-72.). Si pemazmur kembali mengeluh. Kali ini mungkin karena suatu penyakit baru, tetapi mungkin juga tekanan dari musuhnya yang muncul kembali. His life is in constant danger . . ., and the wicked have set a trap for him. He asks that his life be restored, that is spared, in accord to Yahweh’s word [kutipan dari The Broadman . . ., loc. cit.]. 2.3. Ayat 108: Mazmur puji-pujian menjadi persembahan menggantikan korban syukur. Ps 119:108 speaks of prayer as a voluntary offering, and God is praised for his own generous voluntary offerings to man (Ps 68:9), even when his people have not been faithful to their covenant commitments (Hos 14:4) [kutipan dari New International Encyclopedia of Bible Words (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1991), p. 308].

3. Excursus: Renungan untuk Anak-Anak

Alat Peraga: Senter kecil dan Alkitab. Bayangkan! Adik [bisa menunjuk salah seorang anak] akan bepergian dengan ayah. Kebetulan ayah adik punya mobil [atau sepeda motor]. Cuma sudah malam dan gelap. Dibatalkan saja, karena gelap? Tetap jadi! Mobil/motor juga bisa berjalan dalam kegelapan. Di pabriknya, mobil-mobil [atau sepeda-sepeda motor] ketika dibuat, diperlengkapi dengan lampu. Sehingga kalau pun malam dan gelap, mobil/motor tetap bisa jalan. Pernahkah lampu listrik di rumah adik padam? Jadinya bagaimana adik berjalan kesana- kemari untuk mengambil barang-barang yang mungkin dibutuhkan? Apa di rumah adik ada senter, seperti ini? [Tunjukkan senternya!]. Senter ini haruslah diletakkan di tempat yang gampang dicapai untuk mengambilnya. Dalam kegelapan, senter ini sangat membantu. Coba bayangkan! Ada seorang yang sakit keras di rumahmu. Tiba waktunya dia harus meminum obatnya. Lampu listrik tiba-tiba padam! [Kalau memungkinkan lampu dalam ruangan dipadamkan, agar gelap]. Perlu ada senter [nyalakan senternya!] untuk berjalan ke lemari obat. Juga perlu senter untuk memilih obat yang tepat. Juga perlu senter untuk bisa membaca petunjuk penggunaannya pada bagian luar kemasan obat itu. Senter ini [tunjukkan lagi!] memberi terang dalam kegelapan,.agar kita dapat melakukan itu semua. [Lampu ruangan dinyalakan lagi] Pada waktunya kalian akan menjadi orang-orang dewasa. Kalian akan membutuhkan alat penerang dalam menjalani kehidupam kalian masing-masing. Untuk itu, senter atau lampu seperti yang ada di mobil tidak bisa menolong kalian. Yang kalian butuhkan adalah INI! [tunjukkan Alkitab-nya]. Seorang satrawan bangsa Israel pernah menulis: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Firman Tuhan yang tertulis dalam buku ini adalah seperti senter tadi. Kita perlu membacanya dan menghafal ayat-ayat tertentu. Seperti senter tadi, Firman Tuhan akan menuntun kita dalam hidup ini. Ketika kehidupan kita terasa gelap, firman Tuhan menjadi penerang bagi kita. Itu berarti bahwa selama kita rajin membaca Alkitab dan melakukan dengan taat perintah Tuhan yang disampaikan melalui buku ini [tunjukkan lagi Alkitab-nya!], percayalah, kita tak akan berjalan dalam kegelapan [disadur dari The Ministers Manual , Doran’s (San Francisco: Harper & Row, the 1989 edition), p. 13].
- - - NR - - -

Tidak ada komentar: