(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)
1. Pengantar
1.1. Sinopsis
Fasal 33 . . . Allah memberi perintah kepada Musa untuk ke Kanaan. Malaekat Tuhan akan berjalan di depan bangsa itu. Musa mendirikan kemah pertemuan, di mana Tuhan dapat berbicara dengan dia (ayat 1-11). Musa meminta untuk melihat kemuliaan Allah. Waktu dia berdiri di dalam lekuk gunung, dia hanya diizinkan melihat bagian belakang Tuhan [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK- GM, 1996), hlm. 50]. 1.2. Latar Belakang dan Konteks Penggalan/Perikop Bacaan . . . Kel 32 [s/d] 34 ini tersusun dari tiga macam bahan: cerita lembu emas dalam Kel 32, undang-undang yang mengatur kehidupan di tanah Kanaan, lengkap dengan kisah peresmian perjanjian, dalam Kel 34, dan ditengah-tengahnya Kel 33 dengan tiga bagian kecil (ay 1-6, 7-11, 12-23), yang semuanya berkisar pada pertemuan Musa dengan Tuhan. Lembu emas --- pertemuan Musa dengan Tuhan --- pembaruan perjanjian: ketiga fasal ini [Kel 32, 33, 34] memberi kesaksian tentang krisis [oleh karena penyembahan berhala ke- pada lembu emas] di dalam persekutuan yang mesra antara Tuhan dengan umatnya. [ …] Penelitian kita tentang Kel 33 akan menunjukkan, betapa erat perhubungan ketiga fasal ini dengan soal penyertaan ilahi di padang gurun. Mengenai Kel 34, di dalam upacara penye- rahan undang-undang baru inipun terdengar suara Musa meminta “kiranya Tuhan berjalan di tengah-tengah kami” (34:8-9) [jadi bukan hanya sekedar malaikat (33: 2) yang berjalan di depan umat] [kutipan dari C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 1 (Jakarta: BPK-GM, 2002), hlm. 231f.].
2. Eksposisi
2.1. Ayat 12-13: Musa ikut merasa gelisah/khawatir, sama seperti yang dirasakan umat, di sekitar isyu tentang penyertaan dan ketidak-ikut-sertaan Tuhan dalam perjalanan melewati padang gurun. Dalam hubungan inilah, maka Musa ingin merasa pasti apakah Allah tetap bisa ditemuinya. Bagaimana memaknai pernyataan Tuhan kepada Musa: “Aku mengenal namamu (NIV: “I know you by name”) dalam ayat 12 dan 17? Ini adalah cara lain untuk mengatakan, “Engkau berkenan bagiKu” dan “Aku telah memilih- mu untuk suatu misi khusus”. Dalam Yoh 10: 3 Yesus memakai ungkapan yang sama [Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan,2002), p. 128]. Informasi: Musa telah meminta dan kini ia mencari (ay 13), lalu mengetuk pintu (ay 15, 18). Allah telah berjanji akan menyertai bangsa ini dan akan membawa mereka masuk ke negeri yg dijanjikan, tapi dosa mereka, walaupun itu tidak meniadakan janji ini (bnd ay 2), telah membatasi kasih karunia dan perke- nanan Allah (bnd ay 3). Adalah pelemahan perkenanan Allah ini yg mendo- rong Musa berdoa bukan hanya minta cara masuk badani, tapi juga minta kehadiran Allah dalam kemuliaan di tengah-tengah bangsa itu. Ia tidak menghendaki tanah perjanjian itu tanpa Allah (ay 14), dan tanah perjanjian itu tidak berarti apa-apa bagi bangsa itu tanpa kehadiran yg sama (ay 16). Adalah kehadiran Allah yg melimpahkan perkenanan dan kepastian yg nyata ke atas umatNya, dan menandai mereka sebagai milikNya, untuk kemuliaanNya. Sebab itu Musa menyimpulkan atas dasar perjanjian: Allah tak dapat tidak berjalan bersama kami. Doa semacam itu dijawab. Allah mau menyertai Musa dan bangsa itu, dan ketenteraman tanah Kanaan akan diberikan kepada mereka (ay 14). Jawab semacam itu memberanikan Musa untuk memohon malahan lebih banyak lagi, sebab ia sekarang yakin bahwa memang kasih karunia Allah telah ia dapatkan dan bahwa bangsa itu pada asasnya telah dipulihkan kepada kasih karunia sepenuhnya berdasarkan perjanjian. Ia berdoa supaya ia boleh melihat kemuliaan Allah . . . Ia berhasrat supaya kepadanya diperlihatkan Allah secara khusus --- bukan melihat secara jasmani yg ia rindukan, sebab ia tahu bahwa tidak ada manusia yg dapat melihat Allah lalu tetap hidup, melainkan ia berhasrat menanggapi secara rohani siapa Allah itu dan apa yg nanti Ia akan lakukan dan menjadi untuknya dan untuk bangsanya [kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, Kejadian-Ester (Jakarta: YKBK/OMF, 1998), hlm. 181].
2.2. Ayat 18: Musa memohon kehadiran Tuhan tidak hanya secara spiritual. Ia memohon me- nyaksikan sekilas kehadiran Sang Mahakudus. Jelas manusia tak mungkin bertatap muka (‘face to face”) dengan Allah. Jadi untuk permohonan Musa tadi, Allah menjawab: “Engkau tidak akan tahan mmemandang wajahKu, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup” (ayat 20). Namun Tuhan berkenan memenuhi permo- honan Musa, walaupun hanya sekilas.
2.3. Ayat 20-23: Musa diperkenankan untuk menyaksikan sekilas kemuliaan Allah. Excursus : Dalam mengulas Wahyu 22:3-5, William Barclay menulis sebagai berikut: God’s servants shall see his face. The promise will come true that the pure in heart will see God (Matthew 5:8). We may best understand the greatness of that promise by remembering that the Christian is promised a privilege which was denied even to Moses to whom God’s word was: “You cannot see my face; for man shall not see me and live” (Exodus 33:20, 23). It is in Christ alone that men can see God [kutipan dari William Barclay, The Daily Study Bible, the Revela- tion of John, Vol. 2 (Edinburgh: the Saint Andrew, 1981), p. 222]. 3. Rancangan/Kerangka Khotbah Topik: Melihat/Menyaksikan Allah Teks: Keluaran 33:12-23 (1) Musa berdoa kepada Tuhan. (2) Musa memohon bimbingan dan kasih karunia Tuhan bagi bangsanya disamping bagi dirinya sendiri. (3) Musa dijanjikan penyertaan dan kehadiran Tuhan. (4) Janji tersebut diwujudnyatakan dalam perjalanan umat ke tanah perjanjian. (5) Allah berkenan dan memberkati apa yang diprakarsai-Nya. (6) Allah berkenan menyatakan diri sekilas kepada Musa, tetapi cukup bagi Musa untuk meyakini janji Allah [Saduran/terjemahan bebas dari “Sermon Suggestions” dalam James W. Cox (ed.), The Minister’s Manual 2005 (San Francisco: Jossey - Bass, 2004), p. 237].
- - - NR - - -
22 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Terima kasih, menginspirasi
Terima kasih..!
Posting Komentar