14 April 2008

Yeh 37: 24 – 28

(Bebarapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar Kronologi

c. 742-681 sM: Masa pelayanan Mikha dan Yesaya di Yehuda.. c. 626-585 sM: Masa pelayanan Yeremia di Yehuda. c. 605-536 sM: Masa pembuangan Daniel di Babilonia. c. 593-571 sM: Masa pelayanan Yehezkiel. 586 sM : Yerusalem direbut dan dibinasakan. c. 571 sM : Kitab Yehezkiel ditulis. 538 sM : Rombongan pertama orang-orang Israel kembali ke Yerusalem dari pembuangan. Sesudah seabad lebih Asyur (Assyria) menaklukkan Israel (Utara) pada 722 sM, Babi- lonia muncul sebagai kekuatan besar di kawasan itu. Yehuda ditaklukkan Babilonia dalam tiga tahap. Pertama pada 605 sM, dan termasuk yang ditawan dan dibuang ke Babilonia adalah Nabi Daniel. Kedua pada 597 sM, dan Nabi Yehezkiel adalah terma- suk yang ditawan dan dibuang ke Babilonia. Terakhir ialah pada 586 sM. [Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1187]. Sampai tahun 587 seb. Kr., Yehezkiel menubuatkan jatuhnya Yerusalem, dan sesudah tahun ini, dia menubuatkan kelepasan Israel. Bagian akhir Kitab Yehezkiel (psl. 33- 48) berisi nubuat-nubuat mengenai pembuangan dan keselamatan bagi Israel. Khusus untuk pasal 37, ada dua penggalan: (i) kebangkitan Israel (ayat 1-14) dan (ii) Kerajaan Israel dan Yehuda dipersatukan kembali (ayat 15-28) [Sumber: J. Blommendaal, Pengantar ke- pada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm. 123ff.]. Informasi: Kemungkinan besar lembah di mana Yehezkiel menerima penglihatannya ten- tang tulang-tulang kering dalam Yehezkiel 37:1 adalah tempat yang sama, di mana ia menerima penyataan pertamanya tentang hampir tibanya penghancuran Yeru- salem (3:22). Jika begitu, kitab ini akan dirangkaikan dengan cara yang agak unik. Tulang-tulang yang kering adalah keseluruhan kaum Israel (37:11), kepada sia- pa Yehezkiel diberi perintah untuk “bernubuat” (ay. 4). Perintah itu tentu membi- ngungkan Yehezkiel. Ketika ia mematuhi, keajaiban berupa tersusunnya kembali tulang-tulang itu terjadi melalui perantaraan firman Allah yang diucapkannya serta oleh karya Allah yang penuh kuasa. Tetapi umat ini, walaupun mereka sudah dipulihkan, masih tetap belum hidup; mereka mati! Karena itu Yehezkiel disuruh “bernubuat” lagi, lalu napas dan hidup datang kepada orang-orang yang sudah terbunuh itu (37:9). Pengajaran itu secara jelas diberikan oleh Yehezkiel dalam 37:12-14 . . . Jadi sebagaimana Adam mendapat hembusan napas kehidupan ke dalam hidung- nya dan ia menjadi “hidup”, begitu juga Israel akan dipulihkan. Pasal ini dengan demikian tidak membicarakan doktrin tentang kebangkitan tubuh secara pribadi, tetapi tentang kebangkitan bangsa Selain itu, dua bersaudara yang terpisah, sepuluh suku Yusuf atau Efraim di utara dan dua suku Yehuda dan Benyamin di selatan disatukan lagi di bawah Daud yang baru pada hari kebangkitan bangsa menurut Yehezkiel 37:16-28. Dalam bagian itu Yehezkiel disuruh menggabungkan dua papan, yang bertanda Yehuda dan Yusuf, berturut-turut, menjadi satu papan (ay. 16-19). Maka mereka akan sekali lagi, untuk pertama kali sesudah 931 sM, menjadi “satu bangsa” (ay. 22a), dibawah “satu raja” (ayat 22b), dengan “satu Allah (ay. 23) dan satu gemba- la” hamba-Ku Daud (ay. 24) [kutipan dari Walter C. Kaiser, Jr., Teologi Perjanjian Lama, terj. (Malang: Gandum Mas, 2004), hlm. 307f.].

2. Eksposisi

Ayat 24-25: Bagaimana mungkin seorang raja yang telah lama mati dapat meme- rintah lagi? Itu bukan berarti bahwa Daud sungguh-sungguh bangkit dan muncul dari ku- burnya untuk kembali memerintah umat Israel. Di sini sosok Daud dimuncul- kan untuk berfungsi sebagai model untuk jenis sang raja yang akan datang --- yang akan memerintah sebagai wali Allah. Dengan merujuk Mat 1:1-17, maka tersirat di sini tokoh Yesus Kristus yang memang adalah keturunan Daud [Sum- ber: Quest Study Bible, p. 1241]. Informasi : Kadang-kadang ada yg mempersoalkan bahwa hal ini belum pernah terjadi da- lam sejarah Israel sesudah pembuangan. Tapi yg ditatap jauh oleh Yehezkiel di sini adalah kedatangan Kerajaan Mesianis, bilamana Kemah Suci Allah akan ada kembali di tengah-tengah umat-Nya (ay. 27; lih. Why 21:3). Pada saat itu bangsa-bangsa akan mengakui kekuasaan Yahweh melalui keselamatan umat- Nya (ayat 28) [kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 2004), hlm. 538]. Ayat 25-28: . . . negara ini akan ada “selama-lamanya” (ay. 25) sebagai bagian dari “perjan- jian yang kekal” dari Allah (ay. 26). “Tempat kediaman [Tuhan] akan ada pada mereka” . . . dan Ia “akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat[-Nya]: Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, mengu- duskan Israel, pada waktu tempat kudus[-Ku] berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya (ay. 27-28) [kutipan dari Kaiser, op.cit., hlm. 308].

3. Excursus

Dengan cara tertentu nabi Yehezkiel memelopori gerakan pikiran, yg selanjutnya berkem- bang menjadi ciri-ciri khas Yudaisme di hari kemudian. Dia-lah yg pertama menekankan seca- ra dogmatis dan jelas mengenai tanggung jawab perseorangan. Dengan penglihatan-pengli- hatan yg berulang-ulang dan banyaknya ucapannya yang bersifat luapan perasaan, dan teru- tama dengan nubuatan-nubuatannya mengenai Gog [ps 38-39] dan kerajaan yg akan datang, ia menciptakan sejenis nubuatan, yg pada waktunya menuju ke gerakan apokaliptik [kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, hlm. 511]. When will peace come to the Middle East? (37:26-28) Some believe that the national and political elements of this prophecy were fulfilled in the time of Ezekiel the prophet. They further understand the covenant of peace to mean the new cove- nant in which all are now invited to participate (Heb. 10:16-17). They say God’s sanctuary means God’s presence among his people (Rev. 21:3). Others think this can also refer to the physical peace to be ushered in by the Messianic kingdom. They believe Israel’s Messiah brought spiritual peace (Romans 5:1), but they also expect him to bring literal peace to the earth one day. They say that a temple to the Lord literally will be built and filled with God’s glory (Ezek. 43:1-12). Though this prophecy is addressed first to Israel, the New Testament suggests that this covenant of peace looks to the final peace that will characterize life in the new heaven and the new earth (Rev. 21:1-4) [kutipan dari Quest Study Bible, op. cit., p. 1241].
- - - NR - - -

Tidak ada komentar: