22 April 2008

2Sam 22 : 1 – 30

(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar

Mula-mula [1 dan 2 Sam] hanya satu kitab saja, yaitu kitab Samuel, tetapi kemudian kitab ini dibagi atas dua bagian, yaitu I dan II Samuel. Pokok ceritera I dan II Samuel ialah Peng- gantian (pergantian takhta) atau ceritera mengenai keluarga Daud. Ceritera ini berisi sejarah mengenai penggantian (pergantian takhta) Daud, dan bermaksud untuk mempropagandakan Salomo sebagai raja yang sah. Di samping itu sejarah ini menitik-beratkan hak waris atas takhta dinasti Daud. Raja Daud digambarkan sebagai raja yang adil dan bijaksana, yang di- panggil dan dipimpin oleh Allah sendiri [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm. 81]. [2 Sam] 22:1-23:7 Dua mazmur Daud Tidak mungkin membuktikan (tapi juga menyanggah) bahwa Daud adalah penulis kedua syair rohani ini. Tapi perlu diperhatikan, bahwa [Prof.] Hertzberg mengakui bahwa Daud adalah pe- nulis kedua syair tsb, seperti diterima sejak dahulu kala. Mazmur yg pertama [2 Sam 22:1-30] sama dengan Mzm 18 (kecuali beberapa perbedaan kecil). Dalam hal ini [Prof.] A. Weiser, da- lam tafsirannya tentang Mzm 18 . . . menyetujui bahwa setidak-tidaknya mazmur ini ditulis pa- da zaman Daud. Kedua mazmur ini masing-masing ada kesamaannya dengan Puji-pujian dan Berkat Musa (Ul 32:33). 22:1-51 Nyanyian Pujian Daud Untuk catatan terperinci tentang Mazmur ini, lih tafs tentang Mzm 18. [kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 2005), hlm. 498]. Informasi: What to look for in 2 Samuel? Look for God’s hand in human events. David rose to power because God select- ed him. David’s heroic exploits were possible because God was with him. And David’s disappointments (such as his adultery and the rebellion of his son Absa- lom) show God’s justice and mercy in response to sin [kutipan dari Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 418]

2. Eksposisi [Sumber utama: Quest Stdudy Bible, pp. 453f.].

Mengapa karya seni sastra (syair) dimasukkan ke dalam sebuah buku sejarah? Seperti sudah disinggung di atas bahwa dalam kitab sejarah ini Daud digambarkan sebagai raja yang adil dan bijaksana. Bagi penulis kitab ini, adalah tidak komplet kalau tidak ikut di-infor- masi-kan bahwa Daud juga adalah seorang penyair dan penggubah musik. Maka dicantumkan- lah contoh karya sastranya dalam pasal pembacaan kita. Ayat 6 : Apa yang dimaksud dengan “tali-tali dunia orang mati” [NIV: “the cords of the grave”]? Sebuak metafor untuk kematian. Asal-usulnya adalah dari mitologi Kanani yang menggambarkan dewa orang Kanani terjerat tali dari dewa lautan yang berupaya menyeret dan menenggelamkannya ke lautan dalam. Tenggelam berarti kematian. Demikian pula Daud, dalam perjuangan dan pergumulannya melawan kuasa-kuasa kafir/asing/jahat, maka ia dikiaskan bagaikan dewa Kanani tersebut. Tetapi bagi Daud, Allah memutuskan tali-tali itu dan membebaskannya dari bahaya yang mema- tikan dan/atau yang dapat membinasakannya. Ayat 21-25: Tekanan pada perilaku yg pantas yg dikemukakan dalam ay 21-25 agaknya me- rupakan nasehat yg patut ditaati dan ditujukan khususnya kepada anak-cucu Daud yg akan mewarisi takhta kerajaan Yehuda [kutipan dari Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, hlm. 498]. Ayat 24: Apa memang Daud sungguh-sungguh “tidak bercela” (NIV: “blameless”)? Daud menulis mazmur ini jauh sebelum ia melakukan dosa perzinahan dan pembu- nuhan (ay. 1). Kalau pun ia menulis kemudian sesudah melakukan dosa tadi, paling tidak ia masih tetap bisa berkata bahwa ia tidak bercela. Tidak bercela mempunyai arti yang berbeda dari tanpa dosa (Inggris: sinless). “When he sinned, David repent- ed and confessed his sin” [Sumber dan kutipan bahasa Inggris dari Quest Study Bible, p. 454]. Ayat 27: Bagaimana caranya orang-orang “bengkok” (berdosa) melihat Allah, be- tapapun Ia “berlaku belat-belit” (NIV: “shrewd”)? Allah dikenal oleh orang-orang percaya sebagai Allah yang pengasih dan murah hati dalam mengampuni. Sebaliknya bagi orang-orang berdosa, mereka menganggap Al- lah itu hanya sebagai Allah yang menghakimi/menghukum setimpal dengan kejahat- an mereka. Bagi mereka yang memberontak kepadaNya, Allah itu patut diwaspadai, dicurigai dan bila perlu di-manipulasi. Itu berarti bahwa pemahaman kita tentang Allah tergantung banyak dari jenis ke- lakuan, sifat dan watak kita masing-masing. “We see God through the grid of our own character.” Namun terlepas dari itu semua, Allah adalah tetap selalu: kudus, a- dil/benar, pengasih, suci dan murah hati [Sumber dan kutipan bahasa Inggris dari Ibid.].

3. Excursus

Biasanya orang lebih suka berada di tempat yang aman daripada harus berpetualang dan meninggalkan kenyamanan. Begitu juga banyak orang kristiani sudah cukup puas dengan keadaan rohaninya yang “aman-aman” saja. Daripada memulai petualangan rohani yang seru bersama Tuhan, mereka lebih suka memiliki keadaan rohani mono- ton dan datar saja. Sedapat mungkin mereka berharap situasi akan terus stabil, tidak ada gangguan, masalah, ataupun hambatan. Seorang yang luar biasa bernama Sir Francis Drake, merindukan petualangan ro- hani bersama Tuhan, sehingga saat keadaan “aman”, ia berdoa demikian: “Ganggulah kami Tuhan, ketika kami berpuas diri karena mimpi-mimpi kecil kami menjadi nyata. Ketika kelimpahan harta benda membuat kami kehilangan rasa haus terhadap air kehi- dupan. Ketika kecintaan pada hidup ini membuat kami berhenti memimpikan kekekal- an. Ketika keinginan kami membangun bumi baru meredupkan visi kami akan sorga. Ganggulah kami agar berani berpetualang di lautan luas yang lebih luas, di mana ba- dai akan memperlihatkan kuasa-Mu yang dahsyat. Doa di atas sebenarnya ingin menunjukkan betapa bahayanya sebuah tempat di mana kita merasa nyaman di situ. Lihatlah kehidupan Daud ketika jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Ia jatuh bukan saat ia ada dalam pelarian atau peperang- an yang menegangkan, tetapi justru saat ia santai di istananya yang nyaman. Hati-hati jika kita sudah cukup puas dengan kekristenan kita selama ini. Daripada puas dengan kehidupan rohani yang biasa-biasa, sebaiknya kita berdoa meminta kebe- ranian untuk mengalami perkara yang besar --- PK [kutipan dari Renungan Harian (Yogyakarta: Yayasan Gloria, Kamis, 29 Mei 2008].

- - - NR - - -

Tidak ada komentar: