07 April 2008

Yeh 3 7 : 1 – 7

(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Kronologi Peristiwa 930 seb. M :

Kerajaan Israel pecah menjadi dua. Di bagian utara tetap dipertahankan nama Kerajaan Israel. Sedangkan di selatan dipilih nama Kerajaan Yerhuda, dan yang tetap diperintah oleh raja-raja keturunan Daud.
c. 742-681 seb. M : Masa pelayanan Nabi Mikha dan Yesaya di Yehuda.
c. 626-585 seb. M : Masa pelayanan Nabi Yeremia di Yehuda.
c. 605-536 seb. M : Nabi Daniel dibuang ke Babilonia.
c. 593-571 seb. M : Masa pelayanan nabi Yehezkiel.
586 seb. M : Yerusalem jatuh dan dihancurkan oleh Babilonia. Penawanan ke Babilonia.
c. 571 seb.
M : Kitab Yehezkiel ditulis.
538 seb. M : Rombongan pertama orang-orang Israel kembali dari Babilonia ke Yerusalem.
[Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1187].

2. Pasal 37 Keselamatan Yehezkiel diangkat oleh Roh dan ditempatkan di tengah-tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang (Yeh 37:1). Dan Tuhan berfirman kepada Yehezkiel: “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?” (Yeh 37:3). Yehezkiel menjawab: “Ya TUHAN Allah, Engkaulah yang mengetahui!” (Yeh 37:3).Dalam penglihatan, Yehezkiel melihat bahwa tulang- tulang itu diberi daging dan kulit. Penglihatan itu menjadi janji tentang kebangkitan bangsa Israel. Tuhan berfirman kepada Yehezkiel: “Hai, anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel” (Yeh 37:11). Pengharapan bangsa Israel dalam pembuangan sudah lenyap. Mereka sudah menjadi seperti mati. Tetapi TUHAN mengatakan: “Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umatKu, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel” (Yeh 37:12). Bangsa Israel akan dibangkitkan dan dibawa pulang ke Israel [kutipan dari A.Th. Kramer, Singa Telah Mengaum (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm. 77f.]. Two images of death appear in the text, the valley of dry bones and graves. The question, “Can these bones live?” (v. 3) was addressed to a people who had lost hope. So was the prophecy, “Come from four winds, O breath, and breathe upon these slain, that they may live” (v. 10). God’s power and initiative are revealed [kutipan dari Abingdon Preacher’s Annual 1993 (Nashville, Tenn.: 1993), p. 104].

3. Penjelasan/Informasi

3.1. Ayat 1: Dimanakah letak “lembah . . . penuh dengan tulang-tulang” itu? Merujuk pada Yeh 1:1 mungkin lembah yang dimaksud berada di tepi sungai Kebar.
3.2. Ayat 3: Mengapa Yehezkiel disapa dengan “anak manusia”(bnd. 2:1)? Used some 90 times in the book of Ezekiel, this label underscores Ezekiel’s humanity and his dependence on God’s supernatural power. It may also have reminded Ezekiel that his job was to “convey,” not “create,” the message [kutipan dari Quest Study Bible, 1189]. “Son of man” in the OT. The phrase is used often in the OT, being applied to Ezekiel alone almost one hundred times. What is its significance? The phrase probably implies little more than one would mean by addressing a male person “man” [kutipan dari New International Encyclopedia of Bible Words (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1991), p. 572; huruf-huruf miring oleh NR]. 3.3. “Roh Allah” . . . the Scriptures affirm the full, unabridged deity of the Holy Spirit: ………………………………………………………………………………………. . . . he does divine works : he creates (Gen. 1:2; Job 26:13a; 33:4; Ps. 104: 30a), regenerates (Ezek. 37:1-14; John 3:5-6; Titus 3:5), resurrects (Ezek. 37:12-14; Rom. 8:110), . . . [ kutipan dari Robert L. Reymond, A New Systematic Theology of the Christian Faith (Nashville, Tenn.: Thomas Nelson, 1998), p. 313f.; huruf- huruf tebal dan miring oleh NR).

4. Refleksi

Kesadaran Yehezkiel akan kekudusan Allah yang betindak demi diri-Nya sendiri melandaskan pengharapan Yehezkiel akan keselamatan di masa mendatang. Ditinjau dari pihak manusia memang tidak ada harapan, tetapi ditinjau dari segi Allah yang kudus serta kekuatan roh-Nya keselamatan terjamin. Hal itu paling jelas terungkap dalam penglihatan Yehezkiel tentang tulang-tulang kering (37:1 dst.). Tulang-tulang kering itu melambangkan keadaan umat dalam pembuangan. Tidak ada harapan lagi. Tetapi roh Tuhan bahkan mampu menghidupkan kembali tulang-tulang kering itu. Demikian pun Ia menghidupkan kembali, memulihkan umat-Nya di masa mendatang. Seperti dikatakan Injil: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi segala sesuatu mungkin bagi Allah [kutipan dari C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 276]. By no legitimate kind of exegesis can this be applied solely to postexilic Judaism. The postexilic regathering can only be a type, a foretaste, of the ultimate messianic kingdom [kutipan dari William S. La Sor, et al., Old Testament Survey (Grand Rapids, Mich.: W.B. Eerdmans, 1990), p. 476].

- - - NR - - -

Tidak ada komentar: