03 Maret 2008

Yohanes 4: 12 – 15

(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Kronologi
kr. (kira-kira) tahun 26: Permulaaan pelayanan Yesus. kr. tahun 30 : Yesus mati, bangkit dan naik ke surga. kr. tahun 35 : Pertobatan Paulus. kr. tahun 60-95 : Injil Yohanes ditulis. kr. tahun 90-95 : Yohanes dibuang ke Patmos. . [Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1522].

2. Pengantar:

Latar Belakang Pada zaman Tuhan Yesus orang-orang Samaria dihina, dipandang rendah, dan dibenci oleh orang-orang Yahudi. Malah orang-orang Yahudi tidak mau sama sekali bergaul dengan orang-orang Samaria. Itulah sebabnya perempuan Samaria yang ditampilkan dalam bacaan kita terkejut dan keheran-heranan ketika Yesus, seorang Yahudi, ber- henti di sumur itu dan berbicara kepadanya. Yang juga mengherankan ialah bahwa kebiasaan umum pada waktu itu ialah tidak pantas seorang pria, lebih-lebih seorang Rabi, berbicara dengan seorang perempuan yang bukan istrinya di depan umum, seperti di sumur Yakub itu. Ini pun dilanggar oleh Yesus. Sesuai dengan laporan yang diutarakan dalam ayat 9-14 dari pasal pembacaan kita, Yesus menawarkan kepadanya karunia hidup kekal. Dari percakapannya dengan Ye- sus, perempuan itu dibangkitkan rasa ingin-tahunya, walaupun dia sedikit bingung tentang apa yang sebenarnya Yesus katakan kepadanya. Tetapi dia sadar bahwa yang sedang dibicarakan Yesus itu mempunyai makna rohani yang mendalam. Ia mengerti bahwa Yesus tidak sedang membicarakan “air” yang sesungguhnya. Orang-orang di wilayah itu sudah terbiasa dengan perumpamaan dan kiasan-kiasan. Ketika Yesus menyinggung tentang “air hidup” yang dapat Dia berikan, perempuan Samaria itu memohon, “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air” (ayat 15).

3. Eksposisi Ayat 10-15:

Topik “air” dikembangkan. Perempuan itu masih belum paham betul apa yang dipercakapkan Yesus. Ayat 10 : “air hidup” --- air yang memberi kehidupan kekal. Perempuan itu menyangka bahwa air tsb. adalah sejenis air yang mengalir (Inggris: running water). Informasi: Even on this interpretation of his words, however, he would be re- presenting himself as greater than Jacob --- surely an absurd conclusion! John emphasizes the irony of the situation. Ayat 13f : Yesus menyederhanakan isyu air tsb. Air yang dimaksudkanNya bukanlah untuk memuaskan kedahagaan secara fisik. Tetapi yang dimaksudkanNya ialah sesuatu yang bersifat spiritual dan yang ber- muara pada kehidupan kekal. Ayat 15 : Perempuan itu masih sukar memahami kata-kata Yesus. [Sumber dan kutipan bahasa Inggris dari Peake’s Commentary on the Bible (London: Nelson, 1972), p. 849]. Informasi: . . . [Jesus] could give her living water which would banish her thirst for ever. The point is that again the woman took this literally; but in point of fact it was nothing less than a Messianic claim. In the prophetic vision of the age to come, the age of God, the promise was: “They shall not hunger or thirst” (Isaiah 49:10). It was with God and none other that the living fountain of the all-quenching water existed. “With thee is the fountain of life,” the Psalmist had cried (Psalm 36:9). It is from the very throne of God that the river of life is to flow (Revelation 22:1). It is the Lord who is the fountain of living water (Isaiah 35:7). When Jesus spoke about bringing to men the water which quenches thirst for ever, he was doing no less than stating that he was the Anointed One of God who was to bring in the new age [kutipan dari William Barclay, The Daily Study Bible, the Gospel of John, Vol. 1 (Edinburgh: the Saint Andrew, 1979), p. 154].

4. Excursus

Pada zaman Yesus jalan utama ke Yerusalem dari utara (i.e. Galilea) ialah melingkar mengikuti pinggir timur wilayah Samaria. Dalam kisah bacaan kita Yesus sengaja memotong jalan dan dengan itu melewati wilayah Samaria (Yoh 4:4). Di situlah Yesus mengajar para muridNya tentang “komunikasi lintas-budaya” (Inggris: cross-cultural communication). Informasi: What does Jesus’ example say about communicating the gospel message today? Northern European and American cultures tend to value individual choice. But elsewhere, many cultures are more clannish. Inter-and intra- family relationships have a powerful bearing on how message will be perceived. Western believers need to respect that and use it to advantage as they cross over into cultures different from their own. Jesus followed the less-traveled road directly into Samaria to bring not just an individual woman, but an entire community to faith. Have you chosen the road less traveled to walk with Jesus into cultures different from your own? [Sumber dan kutipan bahasa Inggris dari What does the Bible Say About . . . (Nashville: Thomas Nelson, 2001), p. 425f.].

- - - NR - - -

Tidak ada komentar: