09 Maret 2008

Yesaya 5 3 : 1 - 3

(Beberapa Cattan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Pengantar Fasal pembacaan kita (Yes 53) termasuk dalam penggalan besar Yesaya fasal 40-55. Para ahli Perjanjian Lama menamakan penggalan besar ini Deutero Yesaya. Nabi Deutero Yesaya hanya membawakan berita keselamatan saja. Dia tidak bernubuat bahwa keselamatan itu akan da- tang, melainkan bahwa keselamatan itu sudah datang. Masa pembuangan di Babel sudah sele- sai, masa penderitaan sudah berakhir (bnd. Yes 40:1-2). Informasi: . . . kuasa baru [muncul] di Timur Tengah kuno, yaitu kerajaan Persia. Raja Per- sia adalah Koresy (atau Cyrus dalam bah. Yunani), yang memerintah antara tahun 558-529 seb. M. Koresy itu berhasil mengalahkan kerajaan Madai (550) dan kera- jaan Lydia (546). Kemudian Koresy menyerang kerajaan Babel yang sudah lemah oleh karena ketegangan dalam negeri. Pada tahun 538 seb. M. Koresy memasuki kota Babel. Dengan demikian kuasa di Timur Tengah Kuno telah dialihkan kepada kerajaan Persia. [ . . . ] Raja Koresy memperkembangkan politik baru terhadap bangsa-bawahan [ta- wanan]. Dalam zaman Babel, semua bangsa-bawahan diangkut ke dalam pembu- angan ke Babel. Tetapi raja Koresy mengizinkan semua buangan untuk kembali ke negeri-asalnya. Dengan demikian, raja Koresy mengakhiri pembuangan bang- sa Israel ke Babel itu (th. 538 seb. M.). Penggalan bacaan kita termasuk dalam nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan. Dalam Deutero Yesaya terdapat empat nyanyian Hamba Tuhan, yaitu [i] Yes 42:1-4; [ii] Yes 49:1-6; [iii] Yes 50:4-9; [iv] Yes 52:13 – 53:12 [Sumber dan kutipan dalam Informasi dari A.Th. Kramer, Singa Telah Mengaum (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm 82ff.].

2. Eksposisi

2.1. Ayat 1: “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar?” Baca Yoh 12:38; Rm 10:16. Yohanes dan Paulus mengutip ayat ini untuk me- nyatakan bahwa banyak orang-orang Yahudi tidak mempercayai Injil tentang Kristus/Mesias itu [Sumber Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1059] Informasi: The speakers in 53:1-6 are witnesses. We no longer see the Servant through the eyes of outsiders, but through the eyes of insiders, Israelites who have come to understand the meaning of the Servant’s sufferings, and announce it to the world. It is through their witnesses that those who formerly had not heard come to see and understand (52:15) [kutipan dari Barry Webb, The Message of Isaiah (Leicester, England: IVP, 1997), p. 210]. . . . the reader ought to know who ‘we’ are! There follows a pro- phetic anticipation of the confession of sin and faith which will be made when, salvation having arrived, it is accepted by those for whom it is intended. It will be a fact, not a doctrinal theory, that this salvation will have come to Jew and Gentile alike through an Israel which has drunk the dregs of the cup of suffering and in so doing has become the righteous servant that he was intended to be when Yahweh first called Abraham [kutipan dari Peake’s Commentary on the Bible (Lon- don: Thomas Nelson, 1972), p. 527]. 2.2. Ayat 2: Siapakah yang digambarkan sang nabi disini? Yang digambarkan bisa bangsa Israel, yakni sisa-sisa [“the remnants”] bangsa Israel. Tetapi bisa juga seorang pribadi, yakni Mesias, yang memang justru dibicarakan pada penggalan ini. Dia akan menanggung dosa-dosa dunia. Perha- tikan penggambaran sang nabi betapa tokoh ini tidak berbobot dan/atau tegar --- “sebagai tunas dari tanah kering” [Sumber: Quest Study Bible, loc. cit.]. 2.3. Ayat 3: Dalam menjalankan misinya, tokoh ini ditentang, diejek dan mengalami pende- ritaan. Dia sama sekali tidak memikat. Bahkan orang yang tidak menentang- nya pun “menutup mukanya terhadap dia”. Informasi: Perhaps they had not expected the Servant’s suffering to become so severe that he would lose his life. But this is what happened. The words pierced [LAI: ditikam] and crushed [LAI: diremukkan] in verse 5 indicate a violent death [kutipan dari Webb, op. cit., p. 211.].

3. Excursus

Pada umumnya penderitaan itu dianggap sebagai teguran dan didikan dari pihak Allah (bnd. Ams 3:11 dyb; Ayb 5:17; dan lain-lainnya). Di samping itu ada pemahaman bahwa pen- deritaan sebagai penyataan kedahsyatan dan keajaiban Allah yang tidak mungkin dipahami manusia (Ayb 42:3). Juga ada pemahaman yang menyelesaikan masalah penderitaan dengan mengatakan bahwa orang fasik tidak akan bertahan, melainkan segera layu (Mzm 37). Selain dari itu terdapat juga pengarang yang memberikan makna tersendiri kepada penderitaan, mi- salnya bila penderitaan itu terjadi untuk menyelamatkan orang lain (Yes 53). Orang lain lagi menekankan persekutuan dengan Allah yang mengatasi segala sengsara dan penderitaan (Mzm 73:25 dst). Akhirnya dalam aliran apokaliptik dikatakan, bahwa dunia ini akan berakhir beserta segala penderitaannya dan akan diganti dengan dunia yang baru, yang damai sejah- teranya melebihi segala sengsara kini dan di sini [kutipan dari Henk ten Napel, Jalan yang Lebih Utama Lagi (Jakarta: BPK-GM, 1997), hlm. 134]. Perjanjian Lama mempunyai penglihatan tentang masuknya semua bangsa dalam rencana penebusan Allah. [ . . . ] Tetapi kesatuan eskatologis dalam peribadatan kepada Allah itu tidak menghapuskan jati diri masing-masing bangsa. Sebaliknya, kemuliaan pemerintahan Allah yang akan datang itu ialah masuknya keanekaragaman segala bangsa. Inilah sukacita yang besar dalam Yesaya 60 dan peringatan-peringatan dalam Zakharia 14:16 dan seterusnya. Selain itu, tidak hanya bangsa-bangsa, tetapi segala hasil, kekayaan dan kemuliaan mereka akan dibawa, dikudus- kan, di Yerusalem Baru dalam pemerintahan Allah. [ . . . ] Ini bukan semacam keserakahan kaum Sionis, tetapi kesadaran akan tujuan Allah yang akhir, yang menciptakan suatu bangsa bagi diri-Nya, suatu kemanusiaan baru di atas bumi yang baru. Sehingga segala sesuatu yang manusia lakukan dan capai dapat disumbangkan untuk kemuliaan tatanan baru itu yang diubah di bawah pemeliharaan Allah. Visi yang sama terdapat dalam Kitab Wahyu . . . (Why 11:15; 21:24) [kutipan dari Christopher Wright, Hidup sebagai Umat Allah, terj. (Jakarta: BPK-GM, 1995), hlm. 132f.].

- - - NR - - -

1 komentar:

Indonesia mengatakan...

Thanks Mr. Rev. Rumpak. Gd bless you always.