21 Februari 2008

Lukas 23 : 33 – 34

(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Lukas menyuguhkan tiga dari tujuh ucapan Yesus di kayu salib.

[1] “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (23:34). [2] “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (23:43). [3] “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” (23:46).

2. Informasi
2.1. Ucapan yang kedua menguatkan hati salah seorang penjahat yang bertobat dari semua tindakannya yang melanggar Kehendak Allah. Apakah alasan dia memandang Yesus dari sudut yang lain daripada rekannya, yang menghujat Yesus dengan menyatakan, “Bukan- kah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami (Luk 23:39), itu tidak kita ke- tahui. Tetapi ia merasa dirinya terdorong untuk bersandar kepada Yesus yang sama le- mahnya seperti dia. “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” [ay. 42]. Pernyataan iman itu menerima penghiburan yang setimpal, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firda- us” [ay. 43b] [kutipan dari Robert R. Boehlke, Siapakah Yesus Sebenarnya? (Jakarta: BPK-GM, 1991), hlm. 94].

2.2. Why is Luke the only writer who tells the thief’s repentance? (23:40-42) According to Luke, one robber had a change of heart. The apparent difference between Luke’s account and that of Matthew and Mark seems to stem from the timing of events when both robbers hurled insults at Jesus (Matt. 27:41-44; Mark 15:27-32). Luke picks up the story when one of them, seeing Jesus forgive his executioners (Luke 23:34), deter- mined that Jesus could be trusted. The contrast of responses from each of the criminals is striking [kutipan dari Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 1519].

2.3. “Firdaus” (Inggris: paradise) berasal dari bahasa Persia. Artinya: sebuah kebun bertem- bok (Inggris: a walled garden). Kalau Raja Persia hendak menyatakan penghargaannya kepada seseorang, ia mengundang orang tsb. untuk menemaninya berjalan-jalan di kebun istana. “It was more than immortality that Jesus promised the penitent thief. He promised him the honoured place of a companion of the garden in the courts of heaven” [Sumber dan kutipan bahasa Inggris dari William Barclay, The Daily Study Bible, the Gospel of Luke (Edinburgh: the Saint Andrew, 1981].

3. Renungan [kutipan dari Renungan Malam, Tujuh Ucapan Yesus di Kayu Salib (Yogyakarta: Andi, April 2001), hlm. 9ff.].

3.1. KESAKSIAN PENJAHAT YANG BERTOBAT Setelah Yesus berdoa: “Ya Bapa, ampunilah mereka,” Dia lalu berkata kepada penjahat yang bertobat bahwa dosanya sudah diampuni. Sumber dari tradisi gereja menyatakan bahwa penjahat yang bertobat tersebut bernama Dymas. Dia divonis hukuman mati atas tuduhan pemberontakan. Yang menarik adalah pandangan si pemberontak ini tentang Kristus. Ketika penjahat yang lainnya mengejek Yesus dengan berkata: “Bukankah Eng- kau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami (Luk 23:39). Tetapi penjahat yang bertobat itu menegornya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang eng- kau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita me- nerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesu- atu yang salah” (Luk 23:39-41). Inilah kesaksian orang yang menyadari bahwa penghakiman Allah haruslah ditakuti, bahwa setiap perbuatan dosa pasti ada hukumannya dan bahwa Dia yang disalib di tengah-tengah mereka sebenarnya tidak patut mendapat perlakuan seperti itu. Bagaimana penjahat itu bisa tahu bahwa Dia yang disalib suatu saat akan memerintah sebagai Raja? Apa yang terjadi selama masa-masa siksan itu sehingga bisa membuatnya yakin bahwa Yesus akan membawanya kepada keabadian? Kita tidak tahu pasti. Tetapi mungkin saja ia mengambil kesimpulan setelah ia mendengar Yesus berdoa: “Ya, Bapa, ampunilah mereka”. Adakah orang yang tidak tersentuh hatinya mendengar doa seperti itu? Tuhan sering memakai roh pengampunan untuk membawa banyak orang berdoa da- tang kepada-Nya. Bersediakah Anda dipakai Allah menjadi saluran pengampunan bagi orang lain?

3.2. AJARAN TENTANG KESELAMATAN Doktor C.L. Edman pernah berkata: “Kisah tentang penjahat yang bertobat menjadi suatu peristiwa yang pernah ditulis dalam Alkitab yang paling mengesankan, menyentuh, dan menggerakkan hati.” Janji sang Juru Selamat kepada orang berdosa di saat menit-menit terakhir di sisa hi- dupnya ini langsung menyanggah pengajaran yang saat itu diterima orang banyak. Sudah jelas sekarang bahwa keselamatan dan hidup kekal ini tidak bisa diperoleh dengan berbu- at baik. Si pemberontak yang dieksekusi ini semasa hidupnya penuh dengan perbuatan dosa, tetapi saat itu juga diampuni dan masuk surga. Padahal dia belum sempat melaku- kan perbuatan baik. Kejadian ini juga mematahkan ajaran tentang api penyucian. Penjahat yang bertobat ini jelas tidak punya cukup waktu untuk menghapus dosa-dosanya. Janji Tuhan sudah jelas, yaitu “Hari ini juga, engkau akan ada bersama-sama dengan aku di dalam Firdaus”. Janji Yesus yang hampir wafat kepada penjahat yang bertobat ini sekaligus merontok- kan paham universalisme. Yesus hanya menjanjikan keselamatan kepada satu di antara dua penjahat. Hanya penjahat yang menyesali dosanya saja yang bisa masuk sorga. Percaya dengan hati dan mengakui dengan mulut merupakan hubungan pribadi yang mendasar antara manusia dengan Juru Selamat [bnd. Rm 10:9-10]. Penjahat yang satu masuk ke dalam kemuliaan Surga, sedangkan yang lainnya tidak. Bila Anda mati hari ini, ke mana roh Anda akan pergi? Bagi orang yang sudah menge- nal Yesus secara pribadi, jawabannya sudah pasti, yaitu bersama Dia di Firdaus.

3.3. BERSAKSI DI DEPAN PENENTANG

Di taman Firdaus atau kerajaan Surga, keadaannya adalah selalu “hari ini”. Menurut Dr. R.G. Lee, Tuhan tidak pernah berjanji esok hari bagi manusia, melainkan selalu untuk hari ini. Yesus berkata kepada Zakheus yang menyesali dosanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini” (Luk 19:9).Yesus tidak pernah mengecewakan orang yang datang dan percaya kepada-Nya. Dia segera memberikan tanggapan secara positif pada iman orang itu. Iman yang dimiliki penjahat yang disalib bersama Yesus sangat menyentuh perasaan kita. Dia menyadari bahwa dirinya adalah orang yang penuh dengan dosa dan patut untuk dihukum. Dia paham bahwa setiap kejahatan memang layak mendapatkan hukuman. Dia percaya bahwa Yesus sebenarnya tidak berdosa dan telah dihukum secara tidak adil. Dia percaya adanya kebangkitan orang mati. Dia sepenuhnya yakin bahwasanya penyaliban itu bukan merupakan akhir dari segalanya bagi Kristus maupun dirinya. Sambl meringis menahan sakit, penjahat ini mengungkapkan semua keyakinan iman- nya. Di hadapan banyak orang yang menghujat dan menentang Yesus, penjahat ini justru mengakui dengan tegas bahwa Yesus adalah Tuhan. Betapa indahnya pengakuan iman ini. Maka tak heran Tuhan segera menanggapinya. Ada orang yang berkata, “Hari ini adalah hari pertama dalam sisa hidupku”. Tapi bisa jadi hari ini justru “hari terakhior” dalam hidupnya. Karenanya cukup beralasan bila dalam Alkitab tertulis, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hati- mu” (Ibr 3:7-8). Jangan tunggu sampai besok hari untuk mendengarkan suara Tuhan. Bu- ka hatimu hari ini juga. - - - NR - - -.

Tidak ada komentar: