28 Mei 2008

Kis 8:9-13

K I S A H P A R A R A S U L 8 : 9 – 1 3
(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)


1. Filipus
Filipus adalah seorang dari ‘tujuh orang’ yg terpilih menjadi pelayan dari jemaat di Yerusalem (Kis
6:3,5). Dengan adanya penganiayaan terhadap gereja yg disusul oleh matinya Stefanus, Filipus pergi
ke Samaria untuk memberitakan Injil dan di situ penginjilannya mendapat berkat yg lebih banyak (Kis
8:26-38). Sesudah itu ia disuruh ke selatan ke jalan Yerusalem-Gaza, untuk membawa sida-sida
Etiopia kepada Kristus (Kis 8:26-38). Sesudah peristiwa ini, dia ‘dilarikan oleh Roh Tuhan’ ke Azotus,
yaitu kota Asdod di negeri Filistin. Dari sana ia berkeliling melaksanakan tugasnya sampai ia tiba di
pelabuhan Kaisarea (Kis 8:39-40). Agaknya ia menetap di situ (Kis 21:8) [kutipan dari Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, Jilid I, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, t.t.), hlm. 310].
Informasi: Tanda-tanda yang dibuat Filipus, adalah khusus mujizat-mujizat penyembuhan, antara
lain pembebasan dari roh-roh jahat. Bahwa Filipus boleh dan dapat mengadakan tanda-
tanda pastilah telah sangat memperbesar kewibawaannya. Tentulah juga terhadap tokoh
seperti Simon, yang agaknya berpengaruh besar juga di seluruh daerah itu. . . . Dalam
tulisan yang panjang lebar tentang peristiwa Simon [8:9-11], tukang sihir itu, menjadi
jelaslah kepada kita bahwa pemberitaan Injil di sini berhadapan dengan rintangan-
rintangan yang lain daripada di Yerusalem dan Yudea [kutipan dari H. v. d. Brink, Tafsiran
Alkitab: Kisah Para Rasul (Jakarta: BPK-GM, 2001), hlm. 128].
The scattering of the Christians led to the most significant step forward in the mission of
the church. One might say that it required persecution to make them fulfill the implicit
command in 1:8. As the Christians moved to new areas they found a ready response to
the gospel, and this is exemplified by the way in which the Samaritan people responded
to it. The preaching of Philip was accompanied by the kind of signs which had been seen
in the ministry of Jesus and the apostles, and there was a powerful response to the call
for baptism. This was all the more remarkable since the people to whom Philip preached
had previously been under the spell of a religious charlatan called Simon [kutipan dari I. Ho-
ward Marshall, The Acts of the Apostles (Grand Rapids, Mich.: W.B. Eerdmans, 1987), p. 152].

2. Simon Tukang Sihir
PB melaporkan Simon di ‘suatu kota Samaria’ (Sebaste? --- Kis 8:9-24) dan di sana ia ‘menakjukkan
rakyat Samaria’. Tak ada acuan dari Lukas bahwa Simon orang Samaria. Sebetulnya dia penjual obat
palsu, tapi dia menyebarkan cerita bahwa dia merupakan pancaran ilahi, sehingga orang berkata,
‘Orang inilah kuasa Allah yg terkenal sebagai Kuasa Besar’. Konsep dan gelar ini jelas bersifat kafir . . . ,
tapi dengan kata ‘Allah’ yg dimaksud oleh orang Samaria pasti ‘Yahweh’, dan Simon tentu menye-
suaikan diri dengan iklim keagamaan yang ada di sekitarnya. Dalam dia digambarkan campuran
(sinkretisme) unsur-unsur ilmu gaib Helenisme dan unsur Yahudi sesat.
Bersama orang banyak yg mendengar khotbah Filipus, Simon mengaku bertobat dan dia dibaptis.
Lukas memakai ungkapan kebiasaannya, yakni ‘percaya’, dan tidak ada alasan untuk meragukan
kesungguhan hati Simon sampai di situ. Tapi, kenyataan selanjutnya menunjukkan, bahwa pegangan
dasar hatinya tetap ilmu gaib [kutipan dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II, terj. (Jakarta: YKBK/ OMF,
1995), hlm. 406].
Informasi: In the New Testament, the gospel exposed two sorcerers, Simon (Acts 8:9-25) and
Elymas (13:6-8). They may have been something like the “itinerant Jewish exorcists,” also
mentioned in the Book of Acts (19:13), who attempted to drive evil spirits out of people in
the name of Jesus (kutipan dari What Does the Bible Say About . . . (Nashville, Tenn.: Tho-
mas Nelson, 2001), pp. 281f.].
The Greek word for magic is mageia (its only NT use occurring in Ac 8:11). The NT identifies
a few people as magicians. Of its six uses in the NT, the Greek term magos is used four
times of the wise men who visited the child Jesus (Mt 2:1,7,16) and twice of Bar-Jesus (Ac
13:6,8). The passage concerning Simon the sorcerer employs two other words, each used
once in the NT --- mageia (Ac 8:11) and mageuo (Ac 8:9). Simon practiced sorcery and
amazed the population of Samaria. He “boasted that he was someone great” (Ac 8:9), and
the whole population seems to have accepted his claims. But Simon was himself amazed
when Philip came to Samaria with the gospel and performed miracles Simon could not begin
to match [kutipan dari New International Encyclopedia of Bible Words (Grand Rapids, Mich.: Zonder-
van, 1991), p. 425].
Suatu perubahan besar-besaran terjadi di tanah Samaria. Suatu hal, yang pasti sudah
membantu keadaan itu, ialah bahwa Simon tidak menentang Filipus, tetapi mengakuinya
sepenuhnya sebagai seorang tokoh yang lebih tinggi. . . .
Dengan kekuatan Allah, pemberitaan Filipus telah memikat hati seluruh rakyat . . . juga
Simon si tukang sihir. Hingga kini [Simon] telah membuat orang-orang lain takjub, tetapi
sekarang ia sendiri dibuat takjub. Dan tertangkap oleh ketakjuban ini Simon juga minta
dibaptis. Tidaklah pada tempatnya untuk mempersalahkan Filipus, bahwa ia terlebih dahulu
kurang menyelidiki keadaan Simon. Pada kita, yang berdiri di belakang sejarah, tentulah
mudah timbul pikiran-pikiran sedemikian itu. Dari baptisan yang dilakukan kepada orang ini,
bagaimanapun juga ternyata, bahwa pada mulanya Filipus menerima kemurnian pertobatan
yang terjadi pada diri Simon. . . . Tak dapat disangkal bahwa dari masa lampaunya banyak
hal yang sekarang masih juga bekerja terus dalam diri Simon. Iblispun tidak akan segera
melepaskan begitu saja mangsanya [kutipan dari v. d. Brink, op. cit., hlm. 130].

3. Kita semua tahu tentang adanya rasa saling membenci di antara orang-orang Yahudi
dan orang-orang Samaria. Dengan latar belakang ini, dan dengan keberhasilan upaya
penginjilan Filipus dan keterbukaan orang-orang Samaria untuk menerima Kristus,
kenyataan ini menyaksikan betapa Kristus adalah untuk dan bagi dunia. Samaria
merupakan loncatan pertama dari pertumbuhan gereja. Dan Filipus merupakan salah
seorang arsitek pertumbuhan dan pengembangan dari gereja perdana.
Informasi: Dengan latar belakang kebencian rasial dan agama yang telah berlangsung selama
berabad-abad, yang telah memisahkan orang Yahudi dari orang Samaria, maka
sungguh mengherankan bahwa orang-orang Kristen yang mula-mula, yang semuanya
orang Yahudi, mau memberitakankan kabar baik itu kepada orang Samaria [kutipan dari
Donald Bridge dan David Phypers, Karunia-Karunia Roh dan Jemaat, Terj. (Bandung: Penerbit
KH, t.t.), hlm 135].
Dua unsur disebutkan dalam pemberitaan Filipus, yaitu Kerajaan Allah dan nama
Yesus Kristus. Kerajaan Allah, itulah pemerintahan Allah sebagai Khalik, Pemelihara dan
Pemerintah langit dan bumi (alam semesta). . . .
. . . Filipus datang dengan pemberitaan tentang nama, artinya: tentang kedatangan
dan pekerjaan Yesus Kristus, yang dengan perantaraan pekerjaan Roh Allah dapat dan
mau membebaskan manusia dari pemberontakannya terhadap Kerajaan Allah dan sekali
lagi mejadikannya warga Kerajaan Allah itu (kutipan dari v. d. Brink, op. cit., hlm. 129)
The Samaritans had a rather distinctive understanding of the Coming One or Mesiah,
because they accepted only the Pentateuch as their Holy Scriptures. In sum, they spoke
of a Taheb who would be a prophet like Moses (or even Moses come back again), fulfilling
the promise of Deut. 18:15 and restoring true worship on Mount Gerizim [kutipan dari Ben
Witherington, The Acts of the Apostles, a Socio-Rhetorical Commnetary (Grand Rapids, Mich.: W. B.
Eerdmans, 1998), p. 282].

4. Refleksi
Orang-orang Samaria telah menyambut berita Injil dan telah dibaptis. Penting
untuk diperhatikan bahwa dengan jelas dinyatakan bahwa Roh Kudus belum turun ke
atas seorang pun di antara mereka (ayat 16). Kalau orang-orang Samaria dapat
menjadi orang-orang Kristen tanpa memiliki Roh Kudus, bukankah orang-orang lain
pun dapat berada dalam keadaan yang sama? Ini merupakan bukti bahwa baptisan Roh
Kudus tidak mutlak harus terjadi setelah pertobatan.
- - - NR - - -

Tidak ada komentar: